buat elOvers yang doyan pedes, tetapi harga cabe sangat mahal, nahh.... boleh tu budidaya cabe.
jangan takut sama hama dan penyakit nya, karena disini aku kan kasih infomasi sedikit tentang hama dan penyakit sekaligus cara pengendaliannya......... kurang baik palagi cobaa,,,,
yahhh moga aku bisa terkenal di gugel,,,,,,,,,,aminnnnnnn
cekidootttttttt............
HAMA UTAMA TANAMAN CABAI
Thrips
Hama thrips (Thrips Sp.) sudah tidak asing lagi bagi para petani cabai.
Hama thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman, jadi
serangan bukan hanya pada tanaman cabai saja. Panjang tubuh sekitar + 1
mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan
mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga .
Gejala serangan hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan
berwarna keperakan. Noda keperakan itu tidak lain akibat adanya luka
dari cara makan hama thrips. Kemudian noda tersebut akan berubah warna
menjadi coklat muda. Yang paling membahayakan dari thrips adalah selain
sebagai hama perusak juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit
(berupa virus) pada tanaman cabai. Untuk itu, bila mengendalikan hama
thrips, tidak hanya memberantas dari serangan hama namun juga bisa
mencegah penyebaran penyakit akibat virus yang dibawanya.
Pengendalian secara kultur teknis maupun kimiawi. Kultur teknis dengan
pergiliran tanaman atau tidak menanam cabai secara bertahap sepanjang
musim. Selain itu dapat menggunakan perangkap kuning yang dilapisi lem.
Pengendalian kimia bisa dilakukan dengan penyemprotan insektisida Winder
25 WP konsentrasi 0,25 - 0,5 gr /liter atau insektisida cair Winder
100EC konsenstrasi 0.5 - 1 cc/L.
Tungau (Mite)
Hama mite selain menyerang jeruk dan apel juga menyerang tanaman cabai.
Tungau bersifat parasit yang merusak daun, batang maupun buah sehingga
dapat mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Pada tanaman cabai.
Tungau menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian
bawah menjadi berwarna kuning kemerahan, daun akan menggulung ke bawah
dan akibatnya pucuk mengering yang akhirnya menyebabkan daun rontok.
Tungau berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 0,5 mm,
berkulit lunak dengan kerangka chitin. Seperti halnya thrips, hama ini
juga berpotensi sebagai pembawa virus.
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan Penyemprotan
menggunakan Akarisida Samite 135 EC. Konsentrasi yang dianjurkan 0,25
-0,5 ml/L.
Kutu (Myzuspersicae)
Aphids merupakan hama yang dapat merusak tanaman cabai. Serangannya
hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya
menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting dan belang-belang hingga
akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak sepeti mite, kutu ini
memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain dapat
memperbanyak dengan perkawinan biasa, hama ini juga mampu bertelur tanpa
pembuahan.
Pengendalian hama aphids secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprot insektisida Winder 100EC konsentrasi 0,5 - 1,00 cc/L.
Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Kehadiran lalat buah ini, dapat menjadi hama perusak tanaman cabai.
Buah cabai yang menunggu panen bisa menjadi santapannya dalam sekejap
dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur,
menetas menjadi larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam.
Pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan membuat perangkap
dari botol bekas air mineral yang di dalamnya diberi umpan berupa
Atraktan Lalat Buah (ATLABU) keluaran Balai Penelitian Obat dan
Aromatik. Selain itu dapat juga digunakan perangkap kuning seperti yang
dilakukan pada hama thrips. Karena umumnya serangga-serangga tersebut
sangat menyukai warna-warna mencolok.
Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ulat ini saat memasuki stadia larva, termasuk hewan yang sangat rakus.
Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak. Ulat
setelah dewasa berubah menjadi sejenis ngengat akan memakan daun-daunan
pada masa larva untuk menunjang perkembangan metamorfosisnya.
Pengendalian dapat dilakukan terhadap ngengat dewasa yang hendak
meletakkan telurnya pada tanaman inang dengan menyemprotkan insektisida,
atau dengan insektisida biologis Turex WP konsentrasi 1 - 2 gr/Lt.
PENYAKIT UTAMA TANAMAN CABAI
Antracnose
Penyakit Antracnose dikenal juga dengan istilah “pathek” adalah
penyakit yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi petani cabai.
Buah yang menunggu panen dalam beberapa waktu berubah menjadi busuk oleh
penyakit ini. Gejala awal dari serangan penyakit ini adalah bercak yang
agak mengkilap, sedikit terbenam dan berair, buah akan berubah menjadi
coklat kehitaman dan membusuk. Ledakan penyakit ini sangat cepat pada
musim hujan. Penyebab penyakit ini adalah jamur carnifora capsici.
Pengendalian membersikan tanaman yang terserang agar tidak menyebar,
saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif, menanam benih
cabai yang memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek. Secara kimia,
disemprot dengan fungisida sistemik berbahan aktif triadianefon dicampur
dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti
Kocide 54WDG, atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.
Layu Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Gejalanya
tanaman yang sehat tiba-tiba saja layu yang dalam waktu tidak sampai 3
hari tanaman mati. Bakteri ini ditularkan melalui tanah, benih, bibit,
sisa tanaman, pengairan,nematoda atau alat-alat pertanian.
Pengendalian membuang tanaman yang terserang, tetap menjaga bedengan
tanaman selalu dalam kondisi kering, rotasi tanaman. Secara kimiawi,
semprot dengan larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 - 10 gr/liter pada
lubang tanam sebanyak 200 ml/tanaman interval 10 - 14 hari dan dimulai
saat tanaman mulai berbunga.
Virus Kuning (gemini virus)
Vektor virus kuning adalah whitefly atau kutu kebul (Bemisia tabaci).
Telur diletakkan di bawah daun, fase telur hanya 7 hari. Nimpa
bertungkai yang berfungsi untuk merangkak lama hidup 2-6 hari. Pupa
berbentuk oval, agak pipih berwarna hijau keputih-putihan sampai
kekuning-kuningan pupa terdapat dibawah permukaan daun, lama hidup 6
hari. Serangga dewasa berukuran kecil, berwarna putih dan mudah diamati
karena dibawah permukaan daun yang bertepung, lama hidup 20-38 hari.
Tanaman yang terserang penyakit virus kuning menimbulkan gejala daun
mengeriting dan ukuran lebih kecil.
Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang agak tahan (contoh
cabai keriting Bukittinggi), menggunakan bibit yang sehat, melakukan
rotasi /pergiliran tanaman, pemanfaatan tanaman border seperti tagetes
atau jagung, pemasangan perangkap kuning sekaligus mengendalikan kutu
kebul, serta eradikasi tanaman sakit yaitu tanaman yang menunjukkan
gejala dicabut dan dibakar.
semoga bermanfaat yaahh ekolOvers semuaaaaaa.......
Sumber: http://epetani.deptan.go.id/budidaya/hama-dan-penyakit-utama-pada-tanaman-cabai-serta-pengendaliannya-1782
Tidak ada komentar:
Posting Komentar