Selasa, 10 Desember 2013

Pohon mangga dan kesetiaanya.

hai sahabat Sang Governor.........
nah pada hari ini aku ingin sedikit berbagi sebuah cerita tentang arti kesetiaan,,,,,,
semoga dengan membaca blog aku, kalian bisa mengambil sebuah pelajaran untuk kedepannya.
simak baik baik ya sahabat Sang Governor.........

Suatu ketika hiduplah sebatang pohon mangga besar dan anak lelaki yang senang bermain-main dibawah pohon mangga itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga kepucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki itu sangat mencintai pohon mangga itu.
Demikian pula pohon mangga sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu pun terus berlalu….

 Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon mangga itu setiap harinya.
Suatu hari anak itu mendatangi pohon mangga tersebut, wajahnya tampak sedih…. “ayo kesini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon mangga tersebut.
“aku bukan anak kecil lagi yang bermain-main dengan pohon,” jawab anak lelaki tersebut.
aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon mangga itupun menyahut, “duh, maaf aku pun tak punya uang.., tetapi kau boleh mengambil semua buah manggaku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.
Anak lelaki itu sangat senang, lalu ia memetik semua buah mangga yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.
Namun, setelah itu anak lelaki tersebut tak pernah datang lagi, pohon mangga itu pun kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi menemui pohon mangga tersebut……
Pohon mangga pun sangat senang melihatnya datang….
Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon mangga itu.
aku tak punya cukup waktu,” jawab anak lelaki itu..
aku harus bekerja untuk keluargaku, kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal.. maukah kau menolongku?”
“duh maaf, aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon mangga tersebut.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan ranting pohon mangga itu untuk membangun rumah dan pergi dengan gembira.
Pohon mangga pun merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.
Pohon mangga pun merasa sedih dan kesepian,.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi menemui pohon mangga tersebut.
Pohon mangga pun merasa bersuka cita menyambutnya.
“ayo bermain-main lagi denganku” kata pohon mangga itu…
“aku sedih,” kata ank lelaki itu. “aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar, maukah kau memberi ak sebuah kapal untuk pesiar?”
duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”
Kemudian anak lelaki itu memotong batang pohon mangga itu dan membuat kapal yang di idamkannya.
Lalu ia pergi berlayar dan tak pernah kembali datang menemui pohon mangga itu.
Namun akhirnya, setelah bertahun2 lamanya anak lelaki itu datang kembali untuk menemui pohon mangga tersebut.
“maaf anakku, kata pohon mangga itu. “aku sudah tak memiliki buah mangga lagi untukmu.”
“tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk menggigit buah manggamu,“ jawab anak lelaki itu yang sudah tua.
“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon mangga itu.
Dan anak lelaki itu pun menjawab :”sekarang, aku sudah terlalu tua untuk hal itu.”
aku benar2 tak memiliki apa2 lagi yg bisa ku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon mangga itu seraya menitikan air mata.
Anak lelaki pun berkata “aku tak memerlukan apa2 lagi sekarang. Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.”
oooooooooooohhhhhh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mariiiiii, marilah berbaring di pelukan akar-akarku, dan beristirahatlah dengan tenang.”
Anak lelaki itu pun berbaring di pelukan akar-akar pohon itu…..
Pohon mangga itu pun sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya..
Ini adalah cerita tentang kita semua, pohon mangga itu adalah ibarat orang tua kita. Ketika kita masih muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada disana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Kita mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita pada umumnya.
SADARKAH KITA DENGAN SEMUA ITU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar